Sabtu, 01 Agustus 2015

Belajar

Manusia tuh emang harus selalu belajar ya. Kapanpun dan dimanapun. Kayak sekarang nih, biar juga sebenarnya lagi libur kuliah berkepanjangan yang kayaknya kok enggak selesai-selesai, ada aja yang bisa gue pelajarin. 

Gaya banget ya pembukaan tulisan gue kali ini.

Tapi serius deh, ketika gue sadar gue akhirnya mendapatkan sesuatu, rasanya kayak bahagia gitu. Bertambah lagi ilmu gue akan sesuatu hal. Kayak liburan kali ini, gue dapet pelajaran tentang bagaimana belajar tentang orang lain, terlebih diri sendiri ;)

Kita hidup pasti sama orang lain kan. Mau menolak sekuat apapun, kita enggak bisa hidup cuma sendirian di dunia ini. Ada keluarga, pastinya, dari lingkup yang paling kecil. Ada sahabat atau teman-teman. Ada tetangga. Dan manusia-manusia lainnya.

Kali ini gue mau bahas manusia yang sering disebut sebagai orang terdekat kita juga, yak, pacar muehehehe.

Dosen gue dulu pernah ngomong kalau banyak banget yang bisa didapatkan ketika kita punya hubungan dekat dengan seseorang, salah satunya pacar. Kenapa? Karena kita bisa belajar tentang orang lain. Belajar mengerti orang lain. Belajar berbagi dengan orang lain. Dan yang terpenting, kita bisa lebih mengenal diri sendiri. Ada dosen lain juga yang pernah "curhat", katanya dia sampai sekarang belum sepenuhnya mengenal istrinya sendiri. Padahal dia psikolog. Padahal udah bersama-sama juga selama puluhan tahun. Jadi menurut dia, butuh waktu buat seumur hidup untuk memahami seorang individu dengan baik.

Banyak hal yang emang gue pelajarin dari hubungan gue sama dia. 

Pertama, gue belajar tentang keterbukaan. Dari awal kita selalu jujur-jujuran sih tentang segala hal. Apa yang dirasain masing-masing pasti diceritain ke yang lain. Kita jadi jarang banget berantem. Kesel-kesel gitu pernah lah, tapi biasanya ya gue jujurin biar enggak keulang. Vice versa. Nah, tapi timbul masalah baru. Gue jadi sering baper hahaha :’) engga tau kenapa. Terus tadi siang baru dapet jawabannya. Bermula dari buka link website yang suka bahas tentang relationship gitu. Nemu kalimat gini,

                Relationships are also where we are most vulnerable” (Shumate, 2015).

Gue sangat mengamini kalimat itu sih haha. Ketika kita berhubungan sama orang lain, kemudian terbuka apapun dengan pasangan, di satu sisi kita harus siap risikonya. Risiko sakit hati, misalnya. Ya sebenarnya tinggal kita yang pinter-pinter cari cara gimana buat engga baper-baper amat jadi orang :’)

Intinya dari sini, semakin kita terbuka, semakin sehat hubungan kita dengan pasangan. Karena semua hal bisa terkomunikasikan dengan baik. Ya tentu kita udah cukup dewasa untuk nentuin apa yang harus dijujurin. Tapi kalau udah menyangkut tentang hubungan berdua, lebih baik dijujurin sih.

Kedua, gue belajar tentang menjadikan kebahagiaan bersama pasangan bukan satu-satunya hal yang penting. Gini, sebelum kita bertemu mereka, kita juga punya kehidupan lain kan? Kehidupan bersama keluarga, bersama sahabat, dan yang lainnya. Jangan sampai ketika bertemu sama pasangan, kita ngerasa hidup kita sekarang hanya bersama dia. Gue belajar tentang bagaimana tetap menjadi diri gue ketika sekarang akhirnya sudah bersama pacar. Gue tetep jalan sama sahabat. Gue tetep nyisihin waktu buat keluarga. Enggak semua waktu gue pake cuma buat jalan-jalan sama dia.

Misal, gue suka The Script dari dulu. Terus ketemu pacar yang sekarang dan dia enggak terlalu suka The Script . Itu bukan berarti membuat gue melupakan The Script. Gue akan terus suka The Script dan gue juga berusaha suka dengan apa-apa aja yang dia sukai. Dengan harapan kita bisa saling berbagi.

Intinya, jadiin pacar sebagai bagian dari keseluruhan hal yang bikin hidup kita bahagia. Bukan sebagai keseluruhan kebahagiaan kita.

Ketiga, gue belajar tetap menjadi diri sendiri. Akhir-akhir ini jujur gue suka kayak mencari sebenarnya gue itu harus seperti apa. Gue merasa belum unik menjadi sebuah pribadi. Tapi tiba-tiba tadi sore diingetin pacar buat tetep jadi diri gue yang sekarang. Karena, ya, dia bisa sayang gue karena gue yang seperti ini, bukan gue yang mencoba menjadi orang lain. Cukup tertampar sih tapi sangat berterima kasih dan bersyukur juga ada yang masih mau ngingetin kayak gitu :’)

Tiga itu dulu yang bisa gue tulis. Wogh, dah lama juga enggak nulis di sini ya hahaha. Doakan gue untuk rajin nulis di sini lagi :3

Liburan masih lama, ya, btw...

- Deska

Tidak ada komentar:

Posting Komentar