Hari pertama masuk kuliah di akhir bulan! Campur aduk sih rasanya. Senang akhirnya punya kesibukan lagi setelah gabut di rumah kurang lebih 3 bulan. Tapi sejujurnya, belum siap juga buat menerima hujan tugas yang sebentar lagi menyerang :(
Seneng banget bisa berhasil nyelesaiin The Happiness Project yang waktu itu pernah gue tulis di awal bulan ini haha. Berhasil menjalankan komitmen, yeay! Gue mulai belajar untuk menyenangi rutinitas yang membosankan haha.
Hampir mau setahun ya semenjak tahun lalu. Waktu sepertinya cepat sekali. Bener-bener engga kerasa. Banyak banget yang udah gue alami sih. Sekalian belajar juga intinya. Dan gue bersyukur atas itu semua :)
"Intinya, Cha, belajar percaya sama legowo aja." - seorang teman.
Nah ini sih haha. Gue harus berani menaruh diri gue dalam diri orang lain. Bakal sakit pasti ketika kepercayaan gue rusak. But if you never try, you'll never know, ryt? :) Kita engga bisa juga terus berprasangka yang aneh-aneh kan haha.
- Deska
Senin, 31 Agustus 2015
Minggu, 30 Agustus 2015
Mengkhayal Sebentar
Seberapa banyak sih keluarga sekarang yang punya anak lebih
dari 5? Hmm rata-rata pasti antara 2 atau 3 anak ya. Kalau keluarga di beberapa
puluh tahun lalu sih jangan ditanya. Pasti anak-anaknya dari angka sekitar 5-10
orang. Contohnya ya dari keluarga terdekat aja sih. Papa sendiri adalah anak ke-6 dari
9 bersaudara. Kalau mama, anak pertama dari 5 bersaudara. Gue? Anak pertama dari
dua bersaudara hahaha.
Akhir-akhir ini suka kepikiran deh. Sekarang gue setiap
ngumpul sama keluarga besar (literally
besar) tuh pasti rame banget kan. Bayangin dari keluarga papa aja gue punya
sekitar 25 orang sepupu. Belum lagi sepupu gue udah mulai banyak yang
berkeluarga. Masing-masing punya anak lagi. Bahkan, anaknya sepupu udah ada
yang punya anak lagi. Belum lagi ditambah keluarga dari mama. Hahahaha beneran
rame, eh?
Setiap pergi kemana-mana pasti ramean. Sampai konvoi
beberapa mobil. Di tempat makan, paling makan tempat banyak. Kalau jalan-jalan
ke suatu tempat juga heboh sendiri. Kalau foto rame-rame paling makan tempat.
Tiap hari bisa jalan gantian-gantian ke Om A, Tante B, Bude C, atau Pakde D.
Bisa ketemu sepupu X, sepupu Y, atau sepupu Z. Hahaha. Jadi kangen mereka semua
kalau diinget-inget gini.
Terus gue ngebayangin kalau gue udah punya anak gitu gimana
ya... Akankah anak gue nanti merasakan keramaian itu? Gue cuma 2 bersaudara
sama adek cowo. Terus pasangan gue nanti... anggap saja tiga bersaudara (insert sticker jellyfish here). Nah, misal
masing-masing dari kita (adek gue dan saudara kandung pasangan gue) punya anak
sekitar 2 atau 3 aja. Totalnya sepupu yang akan dipunya sama anak gue nanti?
Sekitar 6 atau 9. Aja. Btw, gue bilang “aja” karena dibandingkan dengan kondisi
yang gue alami ya sekarang haha.
Yah, semoga aja dengan keluarga yang nantinya tidak terlalu
besar, keeratan antar keluarga malah makin dapet. Jadi lebih berkualitas aja
hubungan antar keluarga haha. Aamiin.
- Deska
Senin, 03 Agustus 2015
Pas di Tengah
Yang perlu gue lakukan sekarang adalah menjaga semuanya
tepat berada di tengah-tengah. Tidak terlalu kiri, tidak juga terlalu kanan.
Tidak terlalu kurang, tidak juga terlalu berlebihan. Karena semua hal yang berlebihan
sebenarnya tidak baik, kan?
Gue harus belajar untuk menjadi orang yang tidak terlalu
perasa. Coba gunakan akal sehat dan jangan percaya semua hal yang dirasakan
tanpa berusaha untuk melogikakannya. Tapi, gue juga harus belajar untuk tidak
menjadi manusia yang terlalu rasional. Karena logika bisa membunuhmu,
sewaktu-waktu.
Gue harus belajar untuk tidak menjadi orang yang terlalu berkegantungan
akan sesuatu. Hancurlah semua kehidupan gue ketika semua tempat bergantung itu
hilang. Tapi, gue juga harus belajar untuk tidak terlalu mandiri. Karena gue
percaya hidup gue masih harus dibagikan dengan orang-orang yang ada di sekitar hidup gue.
- Deska
Minggu, 02 Agustus 2015
The Happiness Project
Ada yang tau The
Happiness Project? Jadi buat yang belum tau, The Happiness Project ini adalah proyek nulis (ya, nulis di mana
aja terserah) tentang apa yang udah bikin bahagia/senang kita selama satu hari
penuh. Tujuannya sederhana; supaya bikin kita bersyukur atas apa yang udah kita
lewatin seharian itu. Itu ditulis setiap malam setelah kita selesai melakukan
kegiatan selama satu hari. Selama berapa lama? Setahun.
Iya, setahun. Gue udah tau tentang ini dari lama sih.
Sepertinya semenjak akhir tahun 2014 kemarin. Sempet mikir juga buat jalanin
proyek ini buat tahun 2015 tapi entah kenapa ya kok engga jadi haha. Tekadku
masih lemah :<
Kemudian takdir membawa gue kembali kepada proyek ini.
Mulanya karena random browsing terus
tiba-tiba sampai di blog seseorang yang gue engga kenal sama sekali. And
guess what... semua tulisannya tuh
ya proyek ini. Jadi dia rajin banget setiap hari, dari awal tahun 2015, sampai
sekarang buat jalanin proyek ini. Beneran ada aja setiap hari hal-hal sederhana yang bikin dia seneng untuk ditulis.
Gue jadi tiba-tiba kepikiran... buat ikutan hahaha. Mauan
emang Deska orangnya :< Kebetulan banget besoknya tanggal 1 Agustus. Terus
sekalian aja deh ngajak Aa. Biar semangat juga gitu kalau ada temennya #modusmodus #ShaAeUDes
Doakan gue, eh, kami maksudnya, konsisten ya sampai akhir
bulan ini aja dulu buat jalanin ini. Kalau bisa sih sampai nanti akhir tahun ;)
Mungkin ada yang mau coba juga? xD
- Deska
Sabtu, 01 Agustus 2015
Belajar
Manusia tuh emang harus selalu belajar ya. Kapanpun dan
dimanapun. Kayak sekarang nih, biar juga sebenarnya lagi libur kuliah berkepanjangan
yang kayaknya kok enggak selesai-selesai, ada aja yang bisa gue pelajarin.
Gaya banget ya pembukaan tulisan gue kali ini.
Tapi serius deh, ketika gue sadar gue akhirnya mendapatkan
sesuatu, rasanya kayak bahagia gitu. Bertambah lagi ilmu gue akan sesuatu hal.
Kayak liburan kali ini, gue dapet pelajaran tentang bagaimana belajar tentang
orang lain, terlebih diri sendiri ;)
Kita hidup pasti sama orang lain kan. Mau menolak sekuat
apapun, kita enggak bisa hidup cuma sendirian di dunia ini. Ada keluarga,
pastinya, dari lingkup yang paling kecil. Ada sahabat atau teman-teman. Ada
tetangga. Dan manusia-manusia lainnya.
Kali ini gue mau bahas manusia yang sering disebut sebagai
orang terdekat kita juga, yak, pacar muehehehe.
Dosen gue dulu pernah ngomong kalau banyak banget yang bisa
didapatkan ketika kita punya hubungan dekat dengan seseorang, salah satunya
pacar. Kenapa? Karena kita bisa belajar tentang orang lain. Belajar mengerti
orang lain. Belajar berbagi dengan orang lain. Dan yang terpenting, kita bisa
lebih mengenal diri sendiri. Ada dosen lain juga yang pernah "curhat", katanya dia sampai sekarang belum sepenuhnya mengenal istrinya sendiri. Padahal dia psikolog. Padahal udah bersama-sama juga selama puluhan tahun. Jadi menurut dia, butuh waktu buat seumur hidup untuk memahami seorang individu dengan baik.
Banyak hal yang emang gue pelajarin dari hubungan gue sama
dia.
Pertama, gue belajar tentang keterbukaan. Dari awal kita
selalu jujur-jujuran sih tentang segala hal. Apa yang dirasain masing-masing pasti
diceritain ke yang lain. Kita jadi jarang banget berantem. Kesel-kesel gitu
pernah lah, tapi biasanya ya gue jujurin biar enggak keulang. Vice versa.
Nah, tapi timbul masalah baru. Gue jadi sering baper hahaha :’) engga tau
kenapa. Terus tadi siang baru dapet jawabannya. Bermula dari buka link website
yang suka bahas tentang relationship gitu. Nemu kalimat gini,
“Relationships
are also where we are most vulnerable” (Shumate, 2015).
Gue sangat mengamini kalimat itu sih haha. Ketika kita
berhubungan sama orang lain, kemudian terbuka apapun dengan pasangan, di satu
sisi kita harus siap risikonya. Risiko sakit hati, misalnya. Ya sebenarnya tinggal kita
yang pinter-pinter cari cara gimana buat engga baper-baper amat jadi orang :’)
Intinya dari sini, semakin kita terbuka, semakin sehat
hubungan kita dengan pasangan. Karena semua hal bisa terkomunikasikan dengan baik. Ya tentu
kita udah cukup dewasa untuk nentuin apa yang harus dijujurin. Tapi kalau udah menyangkut tentang hubungan berdua,
lebih baik dijujurin sih.
Kedua, gue belajar tentang menjadikan kebahagiaan bersama pasangan
bukan satu-satunya hal yang penting. Gini, sebelum kita bertemu mereka, kita juga
punya kehidupan lain kan? Kehidupan bersama keluarga, bersama sahabat, dan yang
lainnya. Jangan sampai ketika bertemu sama pasangan, kita ngerasa hidup kita
sekarang hanya bersama dia. Gue belajar tentang bagaimana tetap menjadi diri
gue ketika sekarang akhirnya sudah bersama pacar. Gue tetep jalan sama sahabat.
Gue tetep nyisihin waktu buat keluarga. Enggak semua waktu gue pake cuma buat
jalan-jalan sama dia.
Misal, gue suka The Script dari dulu. Terus ketemu pacar
yang sekarang dan dia enggak terlalu suka The Script . Itu bukan berarti
membuat gue melupakan The Script. Gue akan terus suka The Script dan gue juga berusaha
suka dengan apa-apa aja yang dia sukai. Dengan harapan kita bisa saling
berbagi.
Intinya, jadiin pacar sebagai bagian dari keseluruhan hal
yang bikin hidup kita bahagia. Bukan sebagai keseluruhan kebahagiaan kita.
Ketiga, gue belajar tetap menjadi diri sendiri. Akhir-akhir
ini jujur gue suka kayak mencari sebenarnya gue itu harus seperti apa. Gue merasa
belum unik menjadi sebuah pribadi. Tapi tiba-tiba tadi sore diingetin pacar
buat tetep jadi diri gue yang sekarang. Karena, ya, dia bisa sayang gue karena
gue yang seperti ini, bukan gue yang mencoba menjadi orang lain. Cukup
tertampar sih tapi sangat berterima kasih dan bersyukur juga ada yang masih mau
ngingetin kayak gitu :’)
Tiga itu dulu yang bisa gue tulis. Wogh, dah lama juga enggak nulis di sini ya hahaha. Doakan gue untuk rajin nulis di sini lagi :3
Liburan masih lama, ya, btw...
- Deska
Langganan:
Postingan (Atom)