Halo, apa kabaaar?
Yha, kalimat pembukaan di atas adalah cara gue membuka sesuatu yang gue engga tau harus ngomong apa, he he.
Gimana, masih suka mantengin bursa transfer bola gak? EEE itu masa Pepe sama Alonso jadi pindah ke Munchen dah >.< gara-gara Pep nih ya... Barca apa kabar? Semoga entar ketemu di final Champion yha ^^
Gue masih belom bisa main gitar -_- #laporan. yah yaudahlahya, tapi gue yakin suatu hari nanti bisa kok ._.9
Masih suka ke alfamart gak? BTW gue jadi kekurangan informan tentang diskonan yang ada di sana nih semenjak lu tiada HAHA om2 alfamart dasar.
Gue tau kita sama-sama tau kalau semua hal engga akan sama lagi, mau dibangun dari awal juga. Engga usah mikirin macem-macem tentang postingan ini ya, hehe. Kadang gue cuma pengen ngomong sama lu lagi, tapi gue tau lebih baik kayak gini aja :) lagian kalau mau ngomong juga mesti lewat mana hubungin lu nya -_- curang, kebiasaan menang banyak -_-
Tapi, if you wanna contact me, feel free, gapapa kok hehe asal jangan ga jelas aja :<
p.s: sorry gue suka ngira yg nanya di ask.fm gue itu lu -_- Kalo bukan, maaf yha. Kalo iya, iseng banget sih...
- Deska
Senin, 01 September 2014
Minggu, 22 Juni 2014
Postingan Tertunda 2 Tahun
Ceritanya lagi ngubek-ngubek dokumen lama, terus nemu tulisan di bawah. Kayaknya enggak sempet ke-posting di blog yang ini dan lama, jadi... ya udah sekarang iseng aja gue post haha. Dari tanggal last save-nya, tulisan ini dibuat tanggal 1 Maret 2012 :D
Karena semua orang hidup dalam penantian.
Terkadang keduanya menemukan waktu sebagai
hal yang membawa mereka pergi.
Keduanya tidak pernah mengungkit ‘mengapa’.
Hati dan rasa adalah sebentuk komplikasi;
sesuatu yang tidak pernah dapat didefinisikan.
Kita tidak akan pernah benar-benar berhenti
mencintai seseorang. Kita hanya belajar hidup tanpa mereka.
Mencintai seseorang mungkin seperti
berjalan di atas lapangan es tanpa merasakan dinginnya. Lapisan esnya bisa
retak kapan saja, tapi bagai orang bodoh, kita terus melangkah maju.
Itulah cinta. Itulah hidup. Kita selalu
berhadapan dengan dua kemungkinan. Dan kemungkinan itu selalu sama.
Fifty-fifty.
Hati-mu selalu tahu apakah pilihan itu benar atau
salah. Hati selalu tahu.
Bukankah indah jika kita hidup tanpa mimpi
yang muluk-muluk? Tanpa ekspetasi berlebihan yang harus dilampaui? Karena untuk
beberapa orang, mimpi adalah membuka mata dan masih mampu melihat hari esok.
Mimpi yang terlalu besar berpotensi menjadi dekstruktif, membuat orang menjadi
serakah, dan lupa bersyukur.
Apakah mungkin measakan dua hal yang
kontradiktif pada saat yang bersamaan?
Apa menurutmu aneh, mengobrol tentang apa saja
dengan seseorang yang bahkan tidak kamu ketahui namanya?
Sementara dua orang yang tak saling
mengenal, tetapi terus berjalan ke arah yang sama, pada akhirnya akan bertemu pada
satu titik, tanpa mereka sadari.
Perempuan itu tidak ingat siapa yang
memulai, juga siapa yang lebih dulu bertanya. Tapi, mengapa tidak?
Bukankah melupakan adalah sesuatu yang
terlalu ekstrem? Bagaimana dengan sesuatu yang lebih sederhana, merelakan,
misalnya?
Dan mereka hanya dua orang asing yang tak
saling mengenal, kebetulan bertemu di suatu tempat, pada suatu titik waktu.
Hingga salah satunya
berharap mereka akan dipertemukan pada salah satu persimpangan, pada dunia yang
sebenarnya.
Gue engga percaya pernah nulis itu semua :')
- Deska
Senin, 16 Juni 2014
Emoticonless
Di postingan sebelumnya, pada awal pembuka gue
nyinggung-nyinggung tentang ‘perubahan’ tapi malah sama sekali engga kebahas,
ya? Hahahahaha maafin, Deska emang masih suka labil dan gak fokus >.<
Jadi ya gitu, gue ngerasa banyak perubahan yang terjadi. Salah
satunya adalah gaya bahasa tulisan gue. Gue sekarang jadi emoticonless person
gitu kalo texting, chat, atau apapun itu. Gue sendiri bingung kenapa tapi gue
punya beberapa dugaan.
Berikut dugaannya.
Buat yang kenal lama sama gue pasti tau kalau gue orangnya
sangat suka ngobrol via apapun, tatap muka langsung maupun lewat text/chat.
Nah, untuk urusan text/chat, gue bisa dipastikan akan membalas chat orang lain
walaupun itu chat engga membutuhkan balasan. Tapi pada akirnya suka kesel
sendiri pas tau gue jadi orang yang terakhir ngebales *lah*
Kemudian memasuki masa kuliah, gue ngerasain perbedaan yang cukup
ngebuat kaget *lebay* *eh tp serius*. Temen-temen gue ternyata tipe yang lebih seneng
ngomong langsung daripada chat. Jadi berikut contoh percakapan yang terjadi dan
yang sebenernya gue harapkan.
Deska: Eh, besok
masuk jam berapa? Hehe
Temen Deska: jam 9
haha kok bisa lupa sih lu
Deska: Iya maafin
haha, oke makasih yaa :D
Temen Deska: iya sama2
:D
*ini harapan
gue*
Deska: Eh, besok
masuk jam berapa? Hehe
Temen Deska: 9
Deska: *lah kok
gini banget jawabnya* *yaudah engga usah gue bilang makasih ah*
*ini
kenyataannya* HAHAHAHAHA. Miris, kan.
Nah, hal itu
yang sepertinya membuat gue berubah. Gue kaget karena gue pada dasarnya penganut
paham kalo-chat-sebisa-mungkin-ada-haha-atau-emoticon-biar-keliatan-ramah. Karena
itu gue shock pas ngalamin hal itu. Engga semua temen emang, tapi kebanyakan.
Yah, emang
sih don’t judge a person by his/her words (in text).
Setelah beberapa
kali gue mendapatkan punishment (chat
yang datar) dan tidak mendapat reinforcement
(chat yang banyak emot), perilaku gue berubah *YEAH PSIKOLOGI BELAJAR BANGET
GAK SIH*. Perilaku gue menjadi seperti mereka. Sampai temen-temen gue yang
biasa nerima sms gue panjang-panjang bingung dan ngira gue lagi bete karena gue
bales singkat dan datar HAHA.
Tulisan gue
di sini sekalian mau klarifikasi, gue engga bete sama kalian kok. Gue tetep
cinta sama kalian :*
Makin engga
jelas. Yaudah udahan dulu abis ini ada Jerman, yeay. Doain ya menang :3
-Deska
Arti Setahun
Hah. Satu bulan berlalu dan gue merasakan banyak perubahan
yang terjadi.
Sekarang tanggal 16 Juni. Berarti nanti malam ada Jerman vs
Portugal. Berarti udah masuk minggu libur kuliah (gak bilang ‘yeay’ soalnya
nilai belum keluar). Berarti besok mesti ke Balairung ketemu dedek-dedek maba
emesh. Berarti besok ada SBMPTN. Nah, SBMPTN.
SBMPTN bagi gue merupakan saran pembuktian dari segala
persiapan yang udah lo perjuangin dari awal kelas 12. Sayangnya gue engga
dikasih kesempatan untuk itu hehe. Buat yang ngerasain, kalian hebat banget. Apalagi
kalau nanti udah nerima hasilnya. Kalian jauh lebih hebat. Bisa melalui,
menunggu hasilnya, kemudian menerima hasilnya dengan ikhlas –baik sesuai atau
tidak dengan keinginan- :D
Temen-temen gue cukup banyak yang ikut SBMPTN lagi tahun
ini, karena itu sekalian aja gue tulis di sini :D
Semangat buat kalian yang ikut! Gila, gue engga bisa
bayangin kalian bisa ngejar materi buat SBMPTN lagi di tengah kesibukan kalian
jadi mahasiswa di salah satu universitas dan jurusan yang mungkin emang belum
sesuai dengan keinginan kalian (bagi yang tahun ini tetap melihat untuk kuliah).
Gue sering wondering dan malu sendiri jadinya kalau ngeliat usaha kalian yang
keren-keren itu. Malah gue pernah baca tulisan tentang perjuangan seorang
senior gue di SMA dulu yang rela meninggalkan UAS salah satu mata kuliah karena
bareng sama waktu pelaksanaan SBMPTN. Alhamdulillah, ke-nekat-an senior gue itu
dibayar lunas dengan hasil lolos SBMPTN di univ dan jurusan yang emang
dipengenin.
Jadi dulu di tempat les, gue nemuin sebuah pamflet hasil
bikinan guru matematika, namanya Bang Sule. Ceritanya beliau mau ngasih
semangat ke anak-anak lesan dengan bikin kata-kata mutiara. Gue lupa dan geu nyesel engga foto kata-kata itu, tapi seinget gue ada kata-kata begini;
Jika kamu mau tahu arti satu detik; tanyakan pada peserta lomba lari
Jika kamu mau tahu arti satu jam; tanyakan pada seorang dokter
Jika kamu mau tahu arti satu bulan; tanyakan pada ibu yang
mengandung-mu
Jika kamu mau tahu arti setahun; tanyakan pada seorang pejuang SBMPTN
yang mengulang untuk tes tahun depan
Jika kamu mau tahu arti seumur hidup; tanyakan pada orang yang tidak
tahu apa passion mereka
Hahaha bingung yang di mana kata-kata penyemangatnya? Gue
lupa kayaknya ada di bawah-bawah, tapi inti dari yang gue sampaikan adalah yang
di atas itu. Gue engga mau jelasin, coba ngertiin sendiri :p kalau masih engga
ngerti dan penasaran, baru tanya gue via apa aja boleh hahaha
Nah
menyambung kata-kata di atas... gue agak ‘menyesalkan’ temen-temen lain yang
enggak ‘coba’ untuk usaha lagi padahal ia mampu dan engga ada penghalang yang
berarti. Jadi intinya cuma masalah kemauan. Hm no offense. Tapi, gimana, ya. Gue tau mungkin kalau gue jadi
mereka, gue juga ga seberani itu ngambil SBMPTN lagi. Gue cuma engga
bisa bayangin gimana rasanya kuliah engga sesuai sama passion kita, hehe. Sorry kalau bahasa gue terlalu kasar atau sok
tau atau sok-sok lainnya. Gue hanya gatau harus mendiskusikan ini dengan siapa.
Hm gue mencoba berpikir dari sudut pandang kalian dan mugnkin bisa ngebayangin, sih. Asumsi gue, pada akhirnya
kalian cocok dengan jurusan dan univ yang sekarang karena baru sadar itu passion yang selama ini engga keliatan
:D
Eh, ya sudahlah, engga penting. Pada intinya, gue berharap
kita semua mendapatkan yang terbaik dan yang sesuai dengan usaha, doa, dan restu
orang-orang terdekat kita, aamiin. Usaha engga akan pernah mengkhianati, kok :D
-Deska
Minggu, 18 Mei 2014
Saya Kehilangan
Kalau nanti tiba saatnya gue berpulang, siapa aja yang akan
sedih, ya? Siapa aja yang akan peduli? Siapa aja yang rela datang dan
mengorbankan waktunya biar bisa ngeliat gue buat yang terakhir kalinya?
Umur emang enggak bisa ditebak. Bener. Bahkan saat lo lagi
semangat-semangatnya ngejar impian. Saat lo masih 18 tahun. Saat dunia bahkan
masih terlalu luas untuk dikelilingi.
Siang tadi semua berjalan biasa aja. Gue masih demot dengan
tugas yang banyak dan perintilan-perintilan masalah yang sebenernya engga
penting tapi dibuat penting sama gue. Tiba-tiba ada kata “innalillahi...”
terputus yang muncul di display group
chat LINE SD gue. Pikiran gue; “innalillahi, siapa lagi yang orang tua-nya
meninggal?”
Sekali. Dua kali. Tiga kali. Berkali-kali gue baca dan
mastiin gue engga salah baca. Bukan orang tua salah satu dari kami. Tapi Bayu.
Bayu yang itu. Yang alm. Ayah-nya ketua RW. Bayu yang selalu pake baju
sederhana padahal kata anak-anak rumah-nya tingkat alias orang kaya (ledekan
bocah SD ‘orang kaya’). Bayu yang gigi-nya kayak kelinci. Bayu yang ulang tahunnya cuma beda 6 hari dari gue.
Iya, dia berpulang ke Rahmatullah.
Dan gue lemes. It’s been a long time gue engga jumpa lagi
sama dia. Terakhir kali waktu reuni sebelum masuk kuliah. Sekitar 2012, eh? Padahal,
Bay, kita semua kan janjian mau ngadain reunian lagi. Dalam waktu dekat.
Gue inget dulu kelas 6 terakhir kita sekelas. Eh, atau kita
sekelas terus, ya, Bay? Haha lupa. Gue inget soalnya tiba-tiba nemu foto lo,
Angga, Ebi, sama Rafel di album foto. Taken by Esti’s camera anyway foto-nya.
Nanti diakhir posting ini gue post :)
Setelah denger suatu kabar kepergian, gue selalu ngecek social media. Ingin tahu seberapa banyak orang-orang yang
mengenal-nya. Yang memberi kata-kata semangat kepada yang ditinggalkannya.
Dan gue tau, Bayu masih seperti yang gue kenal dulu. Bayu
yang bijak. Bayu yang jadi captain futsal/bola karena semua orang manggil dia
dengan sebutan ‘capt’. Terlalu lama untuk mengingat semua dan terlalu lama
untuk ngelupainnya. Bayu orang baik. Dari dulu. Gue percaya karena ngeliat
ucapan-ucapan belasungkawa yang ditujukan ke lo. Semua tulus ngucapinnya. Ikhlas.
Gue jadi wondering,
apa semua orang baik memang dipanggil lebih cepat oleh-Nya? Bagaimana sama
kita-kita yang belum dipanggil?
Gue bersyukur bisa 6 tahun kenal sama lo dulu, Bay. Ya
walaupun masih bocah, tapi justru saat-saat bocah itu yang paling jujur. Kita
semua belajar banyak dari lo
.
Maaf, tadi gue engga bisa ke rumah lo. Harus kembali
merantau lagi. Tapi, lo tau kan, kita semua selalu
doain lo.
Ini ada foto-foto yang bikin gue senyum-senyum sendiri inget kebaikan lo, Bay :D
Kanan ke kiri: Bayu, Angga, Ebi, Rafel. Haha :D |
Astaga, ini foto waktu SMP kelas 1 haha. Kita-kita lagi ditraktir Esti. Bayu di depan sama Alan. Fida, Esti, gue, sama Uwi di belakang :D |
Entah ini bikinan siapa. Mau ngasih credit, tapi engga tau ke siapa. Maaf banget. Tapi quote Bayu di sini bagus banget :') makasih yang udah bikinin. |
Sincerely,
Salah satu teman SD-mu,
Deska
Langganan:
Postingan (Atom)